Wujud Jihad Ekonomi, PRM Sukolilo Resmikan Toko Sembako MilikMu

0
90
Ibu Lurah Sukolio memotong pita untuk meresmikan Toko Sembako MilikMu. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sukolilo meresmikan toko sembako MilikMu. Peresmian itu juga dibarengi dengan pengajian dan bakti sosial untuk warga sekitar kampung Sukolilo, Kamis (9/5/2024) lalu.

Kegiatan yang digelar di Jalan Raya Sukolilo itu mengangkat rema “Jihad Ekonomi sebagai Penopang Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Persyarikatan Muhammadiyah di Ranting Sukolilo”.

Pengajian dan peresmian toko sembako tersebut juga menghadirkan pemateri dari Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya H Hasan Cholis SE yang didampingi oleh M Rofiq Munawi MPdI serta hadir pula lurah Sukolilo dan tamu undangan lainnya.

Hasan Cholis dalam ceramahnya menyampaikan, selain kita hidup untuk mencari kebahagiaan di dunia, jangan lupakan kebahagiaan kita di akhirat. Sebab, Allah mengajarkan kepada kita bahwa manusia itu harus seimbang antara kehidupan di dunia dan juga kehidupan di akhirat. Kalau dalam usaha meraih kebahagiaan hidup di dunia saja kita bermalas-malasan, mungkin juga dalam kehidupan menuju akhiratnya akan sama.

“Jadi, kalau kita mendapatkan kehidupan di dunia ini dengan layak atau baik, kita akan mudah untuk menuju kehidupan akhirat. Sehingga kita di dunia dapat di akhirat itu juga dapat. Tentunya kita akan mendapatkan kedua-duanya. Namun, apabila kita hanya berat untuk urusan dunia kita saja, kehidupan akhirat itu tidak akan pernah kita dapatkan,” tuturnya.

Allah memerintahkan kepada kita semuanya di dalam surah Al-Qasas ayat 77:

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

Artinya: “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

“Kehidupan kita harus seimbang, tidak hanya boleh berat di dalam kehidupan akhirat saja. Kita tidak boleh berpikir bahwasannya saya shalat, mengaji, berpuasa saja. Tetapi kita tidak memikirkan tidak mencari kehidupan dunia. Bagaimana kita bisa melaksanakan shalat dan bagaimana kita bisa melaksanakan ibadah puasa dengan baik,” tuturnya.

Menurut Hasan Cholis, kita tidak akan bisa menjalankan atau membahagiakan keluarga dengan baik kalau kita hanya fokus dalam ibadah kehidupan sehari-hari saja. Ini perintah Allah sehingga kita harus mengubah mindset kita bahwa Allah melihatnya orang terbaik itu adalah orang yang paling bertakwa.

“Tetapi, orang yang bertakwa itu seperti apa? Apakah orang bertakwa itu hanya yang tampak kelihatan saja memakai peci putih atau memakai baju hitam. Kelihatan sebagai orang yang bertakwa atau apakah orang itu hanya melaksanakan ibadah-ibadah mahdhah saja Ibadah kewajiban shalat lima waktunya,” ucapnya.

Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya H Hasan Cholis SE menyampaikan materi dalam pengajian dan peresmian toko sembako MilikMu. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

Orang yang bertakwa itu salah satunya gemar untuk menginfakkan hartanya. Gemar menginfakkan harganya itu bukan orang yang menginfakkan harganya satu kali selesai atau hanya satu tahun sekali. Tetapi gemar itu hobi menginfakkan hartanya.

Tetapi, kembali bagaimana orang bisa menginfakkan hartanya sementara kehidupan pribadinya masih kesulitan. Bagaimana memikirkan orang lain sementara dirinya sendiri dan keluarganya masih kesulitan. Kekuatan dan kemandirian seorang muslim itu tidak cukup dengan dogma-dogma dan etos-etos dakwah amar ma’ruf nahi mungkar saja tanpa disertai dengan kemampuan daya tawar yang tinggi.

“Kita berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar, tetapi hanya berbekal kemampuan ceramah saja di atas mimbar tidak mempunyai kemampuan ekonomi, politik, dan budaya. Bagaimana kita akan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar? Terkadang kita hanya teriak-teriak dan marah di saat ada umat lain membantu saudara-saudara kita yang kekurangan makan dan kesulitan ekonomi. Diberikan mi instan, sembako, kita marah-marah, tetapi kita sendiri tidak pernah berbuat sesuatu untuk mereka,” katanya.

“Saya juga mengapresiasi dalam acara ini juga ada kegiatan baksos. Maka dari itu jangan hanya melihat amarah orang lain berbuat, tetapi apa yang bisa kita perbuat. Terkadang kita hanya bisa marah melalui grup Qhatsapp dan itu percuma. Maka dari itu kita harus memulai dari diri kita sendiri untuk membangkitkan ekonomi,” jelasnya.

Dia menyebut jangan pernah kehadiran toko ini dibanding-bandingkan dengan toko lainnya. Bagaimana kita bisa menopang ekonomi kita sendiri dan mampu untuk eksis. Tetapi, pengelola juga harus bisa bersaing jangan cuma berpatokan. Kulaknya dari orang-orang Muhammadiyah, kemudian yang beli dari orang Muhammadiyah, kemudian dijual tidak bisa seperti itu karena prinsip ekonomi tetap harus dijalankan.

“Dalam konteks umat Islam ekonomi itu keniscayaan sementara. Kita sendiri mengaku menginginkan menjadi khairu ummah menjadi umat yang terbaik.  Kalau kita menginginkan kita menjadi khairu ummah, ayo kita berlomba-lomba dengan umat yang lain dengan golongan yang lain kita berlomba-lomba kita tidak boleh iri. Maksudnya sakit hati dengan apa yang dilakukan oleh orang lain,” katanya.

Sebagai umat muslim yang terbaik atau Muhammadiyah, tangan kita adalah di atas, bukan tangan kita di bawah. Termasuk di persyarikatan kalau kita mengadakan sesuatu kajian kalau kita tidak mandiri secara ekonomi, paling tidak akan bisa berjalan. Insya Allah warga Muhammadiyah ini selalu tangan di atas, tidak pernah meminta-minta untuk urusan persyarikatan. Tidak tergantung pada orang lain karena warga kita semuanya ini adalah warga Muhammadiyah.

“Terkadang kita juga memberi sesuatu ke Muhammadiyah itu tanpa berpikir panjang. Ini yang menjadikan besarnya Muhammadiyah. Jadi Bapak Ibu semuanya sampai hari ini kenyataannya bahwa umat yang paling tertinggal ekonominya adalah umat Islam. Maka dari itu mari kita memperjuangkan jihat ekonomi dan gemar menginfakkan sebagian rezeki dan harta kita,” tandasnya.

(Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini