Antara Politik Horor dan Film Horor

0
18
Antara Politik Horor dan Film Horor. (Ilustrasi Koran Jakarta)

Oleh: Andi Hariyadi

Puasa Ramadhan 1445 H/2024 M saat ini begitu dinamis. Tidak hanya aspek spiritual dan filantropi sebagai upaya menjadikan puasa meraih takwa (2: 183) sehingga suasana religius begitu kuat terasakan. Berpuasa tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mampu mengendalikan hawa nafsu dalam semua aspek kehidupan.

Untuk menjadi teladan terbaik yang mencerahkan dan memberdayakan serta menguatkan wawasan, di mana beragamanya terintegrasi dan terkonstruktif untuk kehidupan yang lebih beradab.

Akan tetapi, suasana kesejukan dan kekhusyukan Ramadhan sedikit memanas pasca pengumuman hasil pemilihan umum oleh KPU. Berbagai aksi demonstrasi atas hasil pemilu yang dirasa ada banyak permasalahan baik terkait pemenang Presiden dan Wakil Presiden, DPD, DPR, DPRD I, DPRD II, bahkan  calon legislatif dari partai dan dapil yang sama saling menggugat perolehan suaranya.

Pesta demokrasi melalui pemilu yang seharusnya bisa berjalan aman, jujur, dan penuh persaudaraan terkesan mencekam dan menakutkan. Horor politik  imbas  dari penyelenggaraan pemilu begitu mengkhawatirkan jika tidak ada kemauan politik yang elegan, cenderung melakukan kecurangan jauh dari kejujuran akan membawa perpecahan dan sengketa yang berkepanjangan.

Praktik politik horor menampilkan aktor-aktor yang menebar permusuhan demi raihan kedudukan, menghalalkan segala cara, merekayasa produk undang-undang untuk kepentingan sesaat, tanpa peduli lagi terhadap aspirasi yang berkembang untuk menyuarakan kebenaran. Politik horor menjadikan kedudukan untuk kepuasan nafsu serakahnya, padahal puasa mengajarkan untuk menahan gejolak nafsu keserakahan. Maka dengan berpuasa kita merasakan langsung bagaimana kepedihan dan kesedihan yang dialami selama ini.

Hentikan politik horor menjadi berpolitik yang humanis penuh kepedulian, bukan ancaman yang menakutkan. Politik horor yang tiada henti mengadu domba sesama anak bangsa sehingga melemahkan berbagai potensi yang ada sehingga leluasa mengeruk kekayaan negeri untuk memperkaya diri sendiri. Menebarkan politik horor sangat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara dan ujung-ujungnya untuk mengelabui keserakahannya. Nilai-nilai puasa sungguh menyadarkan diri menjadi lebih berarti untuk berkontribusi pada negeri.

Suasana horor juga kembali mengisi Ramadhan dalam bentuk industri film horor yang semakin digandrungi dengan alasan-alasan tertentu. Kuat dan merebaknya film horor bisa jadi menjadi alat promosi untuk bergaya hidup horor dengan simbol-simbol kultur horor yang selama ini sudah melekat dalam mindset masyarakat sehingga tidak mampu berpikir kritis yang logis dan kehidupannya tersandera dengan kehororan.

Film horor dan politik horor sepertinya ada irisan kesesuaian, yaitu sama-sama menabar ketakutan untuk membunuh nalar kritis. Politik horor ada hantu kebijakan, sedangkan film horor ada hantu hiburan yang menumpulkan ide-ide kreatif yang berkemajuan. Berikutnya juga sama-sama mengesampingkan nilai-nilai spiritual sebagai pedoman kehidupan, justru mengedepankan mitos kebohongan, terperangkap kegelapan kehidupan sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapat keuntungan.

Dan antara keduanya sama-sama merekayasa yang mistis baik dalam bentuk  hiburan ataupun dalam pentas politik yang membawa kerusakan kepribadian, cara pandang, dan interaksi sosial. Film horor dan politik horor tidak membawa kemajuan justru keterbelakangan.

Ramadhan sungguh menjadi pelajaran yang berharga bagi orang yang beriman untuk terus aktif melakukan perubahan yang lebih baik sesuai petunjuk wahyu, bukan nafsu yang mengarah kesesatan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Ahzab 2: “Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan  kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Petunjuk Allah dari Al-Quran ini sudah cukup menjadi pedoman kita: hidup yang teguh dengan nilai ketauhidan, bukan kemusyrikan.

Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi PDM Surabaya, Pemimpin Redaksi Klikmu.co

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini