Global Hijriyah: Tajdid Kalender Tahun Islam di Muhammadiyah

0
22
Ace Somantri, dosen Universitas Muhammadiyah Bandung, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat. (Dok pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Polemik kalender Hijriyah menjadi khazanah ilmu keislaman. Berbagai negara memiliki kalender sesuai versi negaranya masing-masing, termasuk di Indonesia. Perjalanan sejarah Islam sangat panjang, sejak Nabi Adam alaihi salam hingga Nabi terakhir Muhammad SAW telah banyak berkontribusi peradaban dunia, pasang surut model dan pola kehidupan manusia sesuai dinamikanya.

Nabi dan Rasul diturunkan sebagai pencerah yang membawa risalah Ilahi Rabbi selalu datang tepat pada waktunya. Berbagai ajaran yang disampaikan memiliki makna dalam bagi kehidupan manusia agar selamat di kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat kelak setelah masa kematian, begitulah ajaran Ilahi dari awal manusia diciptakan hingga berakhirnya alam dunia.

Ada hal penting dicatat, bahwa dari awal kehidupan manusia masa dalam kandungan atau alam rahim, lanjut saat kelahiran masuk di kehidupan alam dunia. Dengan kehendaknya, di masa kehidupan ini rata-rata mengalami dinamika yang sangat penuh misteri. Sekalipun banyak ilmu pengetahuan, sains dan teknologi mengungkap fakta dan realitas, tetapi banyak rahasia yang masih teka-teki belum terungkap di balik semua apa yang terjadi di alam semesta.

Diakui hal itu bentuk keterbatasan sosok seorang manusia sebagai makhluk, sekalipun mendapatkan status yang paling baik dan paling sempurna di antara deretan makhluk yang Allah SWT ciptakan, kadang realitasnya keluar dari sifat buruk diri karena merasa memiliki perbedaan dari makhluk lain, dan sering muncul sikap-sikap yang pernah ditunjukkan oleh iblis sebagai makhluk yang merasa paling hebat karena asal penciptaan dirinya sehingga membangkang titah Allah Ta’ala. 

Bicara kalender, pasti bicara masa dalam waktu yang ditata dengan cara dan metode sesuai dengan putaran dan gerak laju benda-benda alam semesta. Sempat disampaikan, setiap benda-benda yang ada di permukaan langit dan bumi atau benda-benda lainnya telah menjadi petunjuk bagi manusia hal ihwal sebagai sumber ilmu pengetahuan. Angka dan bilangan dibuat rumusan menjadi algoritma yang berguna untuk kepentingan hidup manusia dan makhluk lainnya sebuah hasil karya cipta yang memberikan nilai yang berguna sesuai tujuannya.

Begitupun dengan kalender, sejak dahulu kala hingga saat ini sangat bermanfaat sekali untuk menjadi pengingat dan pengendali semua jenis kehidupan yang ada dalam rentang masa waktu. Hanya saja, produk manusia yang disusun dalam urutan angka tanggal dan hari kadang ada perbedaan sinkronisasi tanggal dan hari saat konsep dan rumusan kalender seperti Masehi dan Hijriyah.

Perbedaan saat sinkronisasi angka, hari dan tanggal serta perbedaan istilah nama-nama bulan di antara dua jenis kalender tersebut. Hal itu karena perbedaan rumus algoritma, dan juga pendekatan pengambilan awal tanggal dan hari dalam satu bulannya. Termasuk dari sisi historis dua kalender tersebut awal permulaan dibuat secara sistemik berbeda, sehingga wajar ada perbedaan nama istilah dan juga karakteristiknya.

Tonggak sejarah dunia, saat Rasul Muhammad SAW sebagai nabi terakhir telah menjadi figur dan teladan seluruh sektor kehidupan manusia pasca kenabian Isa alaihi salam yang mengalami masa gap yang cukup lama sehingga dalam rentang waktu tersebut terjadi masa kegelapan seolah hilangnya cahaya ajaran nabi-nabi sebelumnya. Saat kenabian Rasul Muhammad SAW kalender penanggalan Masehi sudah ada dan berjalan, hanya kemudian dalam waktu tertentu dilakukan ijtihad ilmu penanggalan Islam yang disebut tahun Hijriyah.

Tahun Hijriyah menjadi rujukan penanggalan tahun bagi umat Islam di dunia hingga sekarang. Sumber rumus algoritmanya sama, hanya dalam mengembangkan metode dan cara sistem penghitungan di beberapa suatu wilayah kebangsaan berbeda. Di antaranya yang membedakan mengambil titik koordinat saat melihat benda alam semesta.

Konsekuensinya, dalam waktu-waktu tertentu ada beberapa peristiwa mengakibatkan terjadinya sedikit perbedaan waktu yang berdampak pada waktu pelaksanaan ibadah ta’abudi ritual vertikal. Hal tersebut sudah berjalan puluhan hingga ratusan tahun, dan itu dimaklumi sehingga tetap terjaga saling hormat menghormati dan saling menghargai dari masing-masing perbedaan tersebut.

Global Hijriyah penting menjadi semangat  terbarukan dalam berislam di mana pun, dengan spirit dan motivasi kuat untuk mewujudkan kesatuan umat (umatan wahidan). Kita dapat rasakan bersama, saat Ka’bah sebagai arah kiblat yang tidak hanya berperan teologis ketauhidan bagi umat Islam, melainkan ada nilai-nilai sosio-antropologis yang mengikat secara emosional sehingga membangun jiwa ukhwah islamiyah dalam satu ikatan perasaan. Satu keturunan dari anak cucu anak Adam alaihi salam dan Siti Hawa, terbangun satu awal penciptaan yang sama yang disimbolkan dengan berbagai peragaan ibadah-ibadah di Makkah al Mukaromah dan Madinah al Munawaroh serta tempat-tempat tertentu.

Begitupun dalam mengembangkan dan menyusun sistem kalender penanggalan akan menjadi media komunikasi lebih baik dalam menjalankan Islam. Sehingga saat membicarakan hal tersebut di tingkat dunia internasional, Muhammadiyah sangat berkepentingan untuk menjadi pelopor kebangkitan dunia Islam berkemajuan penuh rahmatan lila alamin.

Saat ini sedang terjadi proses sosialisasi terkait tajdid penanggalan kalender Hijriyah global tunggal atas dasar berbagai pertimbangan keilmuan Islam falakiyah dan saintifik modern, dan juga sangat berdasar pada pertimbangan gagasan dari pakar-pakar ahli falak atau hisab bereputasi dunia. Maka perjalanan panjang pertimbangan tersebut, Muhammadiyah memutuskan untuk memulai di tahun 1446 Hijriyah sudah menggunakan penanggalan Global Hijriyah yang berdasar pada prinsip-prinsip keilmuan  dengan kriteria yang telah disepakati, baik dari hasil kesepakatan forum tingkat Internasional di Turki dalam konferensi Istanbul I dan II.

Penting diketahui oleh umat Islam kriteria  dimaksud, d iantaranya adalah: 1). Seluruh kawasan dunia adalah satu matlak; 2). Bulan baru dimulai apabila dibagian manapun dimuka bumi sebelum pukul 00:00 GMT telah terpenuhi kriteria sekurang-kurangnya elongasi 8 derajat dan ketinggian 5 derajat; 3). Koreksi kalender;  apabila kriteria diatas terpenuhi setelah lewat tengah malam [ pukul 00:00] GMT, maka bulan baru tetap dimulai dengan ketentuan: a. Apabila IR Hilal elongasi 8 derajat dan ketinggian 5 derajat telah terjadi di suatu tempat manapun di dunia dan juga ijtimak di New Zealand terjadi sebelum waktu fajar; dan b. IR tersebut sebagaimana dalam poin huruf “a”  terjadi didaratan benua Amerika.

Perlu diketahui juga bahwa kriteria tersebut yang dijelaskan merupakan hasil Kongres Istanbul ke-2 pada tahun 2016. Selanjutnya pakar-pakar falak dan hisab Muhammadiyah ikut serta menyepakati kriteria di atas, sekaligus sebagai dasar Tajdid Penanggalan Kalender Muhammadiyah yang akan berlaku tahun 1446 Hijriyah.

Alhamdulillah wasykurillah, dengan semangat “ummatan wahidan watajdid” Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih Pimpinan Pusat akan mengukir prestasi di bumi membuat titik sejarah baru dalam ilmu pengetahuan keislaman hal ihwal Global Hijriyah atau KHGT. Sikap tegas, lugas, dan berani dalam membuat keputusan tersebut adalah bagian dari jihad untuk mempersatukan umat Islam di belahan dunia manapun.

Sangat yakin dengan label Muhammadiyah sebagai organisasi Islam dunia akan menjadi titik awal munculnya resonansi yang akan menggetarkan negara-negara muslim lainnya. Warga dan pimpinan persyarikatan Muhammadiyah harus mengawal sosialisasi gerakan tajdid terkait kalender Hijriyah yang akan menjadi rujukan umat muslim di dunia, minimal tahap awal di lingkungan warga persyarikatan Muhammadiyah di manapun berada.

Global Hijriyah dengan kriteria yang dijelaskan secara nalar logika ilmu yang dipertanggungjawabkan tidak ada alasan untuk berbeda dan menolak kecuali ada ego metode keilmuan masing-masing pakar. Spirit maqasid syri’ah dengan tujuan ummatan wahidan, maka sebagai warga Muhammadiyah yang memiliki komitmen paham manhaj tarjih, tampaknya wajib organisatoris untuk ikut turut serta mensosialisaikan dan mencerahkan gerakan tajdid tersebut.

Sungguh berat memang, jangankan yang baru hal ihwal Global Hijriyah atau KHGT ini. Selama ini menjelaskan tentang wujudul hilal saja masih banyak yang belum faham. Akan tetapi konsistensi Muhammadiyah dalam bertajdid diberbagai bidang ilmu bagian dari karakternya sejak dilahirkan hingga kapanpun selama tradisi keilmuan terus dibudayakan dengan semangat kebaruan berpikir dan berkarya. Seberat apapun beban, Allah Ta’ala akan memberi kekuatan kepada hamba-Nya yang berupaya menjalankan dan mensyiarkan syariat yang diturunkan. Adapun godaan, hambatan, dan tantangan adalah hal biasa dan lumrah sebagai spirit dan motivasi sekaligus menguji ketahanan mentalitas seorang mujahid dan mujadid.

Segala apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah dapat diyakinkan hal itu untuk kepentingan umat manusia khususnya umat Islam. Global Hijriyah salah satu pekerjaan rumah Muhammadiyah dalam rangka meningkatkan spirit kesatuan umat Islam didunia. Kadang tidak disadari munculnya ego kelompok atau organisasi umat Islam, merasa paling hebat, unggul dan lebih-lebih merasa paling benar. Hal tersebut mengikis kesatuan umat karena tercerai berai, maka sedikit demi sedikit Muhammadiyah berupaya ikut turut serta memberi teladan atas dasar pertimbangan keilmuan Islam dan dengan kesatuan maqasid syariah yang tertuang dalam teks nash Q.S Al Anbiya: 92 dan Al Mu’minun: 52 yang sangat tegas dan jelas.

Namun, dapat dimaklumi bahwa memaknai teks nash dalam aplikasi operasionalnya sering menemukan pemaknaan yang relatif berbeda karena saat memaknai ada dalam bingkai kotak yang berbeda. Berharap dengan menggunakan global Hijriyah atau KHGT ini memberikan pencerahan kepada umat Islam di Indonesia dan masyarakat dunia lebih luas. Aamiin. Wallahu,’alam.

Bandung, Mei 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini