17 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita SekolahMu

Kiai Saad Ibrahim: Tahun 2080 Insya Allah Presiden Amerika Serikat dari Muhammadiyah

Ketua PWM Jawa Timur Dr Saad Ibarahim MA menyampaikan tausiah pada acara deklarasi Sekolahnya Para Pemimpin dan launching logo baru SMP Muhammadiyah 7 Surabaya. (Musa Musthafa/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Pemimpin harus menguasai minimal dua kemampuan, yakni IT dan bahasa. Anak dibiasakan mampu menggunakan minimal dua bahasa, yakni Arab dan Inggris, juga bisa bahasa Mandarin dan bahasa jepang. Ajarkan anak untuk berpikir positif. Insya Allah tahun 2080, presiden Amerika dari Muhammadiyah.

Demikian motivasi dan doa yang disampaikan Dr  Saad Ibarahim MA, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Pencerahan tersebut disampaikan saat Deklarasi Sekolahnya Para Pemimpin, Launching Logo Baru, dan Wisuda Kelas 9 yang Ke-61.

Di sela kesibukan dan agenda yang padat, Saad menyempatkan hadir dan ingin menyaksikan sendiri deklarasi Sekolahnya Para Pemimpin dan launching logo baru SMP Muhammadiyah 7 Surabaya.

“Madrasah itu bisa bermakna proses belajar, tempat terjadinya proses belajar, dan waktu terjadinya proses belajar. Aimmah berasal dari kata imam. Ini bukan suatu kebetulan. Sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh bahwa sekolah ini menjadi sekolahnya para pemimpin. Madrasatul aimmah dan kepala sekolahnya bernama Imam,” ujarnya. Spontan ucapan tersebut mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari hadirin.

Kiai Saad juga menuturkan bahwa kepemimpinan itu disebut imamah. Kepemimpinan itu untuk meneruskan tugas kenabian. Adapun tugas kenabian itu di antaranya “hirosatud din”, yakni menjaga dan memelihara eksistensi agama.

“Tadi muridnya ada yang hafal 7 juz. Hal itu berarti sekolah sudah menyiapkan para pemimpin yang mengikuti konsep ajaran Islam. Melatih pemimpin yang “hirosatud din” bisa dimulai dari bisa mengaji, menghafal, memahami, mengajarkan, dan mengamalkan isi Al-Qur’an,” papar pria asal Malang tersebut.

Kedua adalah “siyasatud dunya”, yakni mengatur, memerintah, atau mengedalikan urusan dunia. Seorang pemimpin harus optimistis, bahkan ketika ditanya apakah Mall BG Junction ini adalah milik SMP Muhammadiyah 7 Surabaya? Maka jawab saja “Insya Allah, iya”. “Jangan takut bercita-cita. Cita-cita akan menjadi doa dan membentuk pribadi yang optimis,” tuturnya lagi.

Kiai Saad melanjutkan, sekolah ini didesain menjadi “The School of Leaders” atau “madrasatul aimmah”. Berarti sekolah ini adalah sekolahnya para pemimpin, bukan sekolah yang mengader para pemimpin dan yang sekolah di sini sudah menjadi para pemimpin. “Kullukum rooin wakullukum mas’uulun an roiyyatihi (setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya). Jadi, sekolah ini ke depan  memproyeksikan diri para lulusannya benar-benar menjadi pemimpin,” tutur Saad.

Saad juga menguatkan dengan cerita ada anak yang lulusan SD di Indonesia sudah menjadi presiden di Amerika Serikat. Siapa dia? Barrack Obama. “Kan hebat! Apalagi kalau sekolah di SMPM7 diharapkan menjadi pemimpin bangsa. Maka harapan saya bukan hanya menjadi pemimpin bangsa Indonesia, tapi juga bisa menjadi pemimpin bangsa yang lainnya. Oleh karena itu, mulai sekarang diproses di sekolah termasuk orang tuanya. Bahwa sekolah di madrasatul aimmah ini anak-anak di-mindset akan menjadi seorang pemimpin bangsa nanti,” bebernya.

Kiai Saad juga menyampaikan bahwa pemimpin harus menguasai minimal dua kemampuan, yakni IT dan bahasa. Anak dibiasakan mampu menggunakan minimal dua bahasa, yakni Arab dan inggris, juga bisa bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

“Ajarkan anak untuk berpikir positif. Insya Allah tahun 2080, presiden Amerika dari Muhammadiyah,” tegas dosen UIN Malang itu.

Impian Saad Ibrahim ini bukan tanpa sebab. Ia melihat adanya Indikasi ke arah sana, seperti keberhasilan pemuda asal Sulawesi. Seorang pemuda bernama  Shamsi Ali. Putra Indonesia kelahiran Sulawesi yang  menjadi imam di masjid kota New York Amerika Serikat. Imam Shamsi Ali sangat terkenal di kota tersebut, bahkan ia berhasil menyatukan komunitas muslim dan nonmuslim selama satu dekade.

Shamsi Ali juga pernah menyampaikan khotbah tentang nilai-nilai demokrasi dan mengecam ekstremis kepada ribuan jamaah. Di luar masjid, dia mengajarkan kepada FBI dan anggota Kongres tentang hubungan antaragama.

“Tidak seperti pemuka agama yang konservatif yang melarang musik, Ali justru menyukai musik rap dan musik hip-hop mogul Russell Simmons. Shamsi Ali juga berteman dengan Presiden AS George W Bush,” tandasnya. (Musa Musthafa/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *