Kiprah TK ABA Kairo Mesir: Berawal dari Sekolah Musim Panas, Satu Dekade Lebih Mendidik Anak-Anak WNI

0
60
Kegiatan TK ABA Kairo saat praktik salat berjamaah. (Wendy Kiswha/KLIKMU.CO)

Malang, KLIKMU.CO – Tidak hanya di dalam negeri, Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) juga terdapat di luar negeri. Salah satunya TK ABA Kairo Mesir yang merupakan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah di bawah naungan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Kairo Mesir.

Cikal bakal TK ABA Kairo berawal dari program yang diadakan oleh PCIA Mesir pada tahun 2007. Saat itu PCIA Mesir mengadakan kegiatan di Mesir khusus anak-anak dengan tema Summer School for Children (SSFCI).

“Kegiatan ini diadakan selama dua minggu saja setiap tahunnya. Karena antusiasme para WNI yang ikut saat itu, sampai akhirnya pada tahun 2009 didirikanlah TK ABA Kairo dan tidak lagi mengadakan SSFCI. Kemudian pada tanggal 11 April tahun 2010 TK ABA diresmikan langsung oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah oleh Prof Dr Chamamah Shoeratno MA yang hadir langsung ke Mesir saat itu,” ujar Hilma A’yunina, Ketua PCIA Kairo Mesir, saat diwawancarai via online oleh KLIKMU.CO, Selasa (20/6). Berarti TK ABA Kairo sudah berusia 13 tahun lebih.

Awal mula berdirinya TK ABA Kairo hanya memanfaatkan fasilitas terbatas satu gedung dengan PCIA dan PCIM. Tempat yang digunakan untuk belajar anak TK ABA pun harus dibagi dengan kegiatan PCIM dan PCIA Mesir. Pagi sampai siang hari digunakan untuk kegiatan TK. Siang sampai sore hari digunakan untuk kegiatan PCIM dan PCIA Mesir.

“Alhamdulillah, TK ABA Kairo sudah memiliki izin operasional dan NPSN dari Kemendikbud RI dengan bantuan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo. Selain itu, TK ABA Kairo saat ini juga memiliki fasilitas belajar mengajar yang layak, khususnya semenjak PCIM Mesir memiliki markas dakwah sendiri, yakni di Ismail Wahbi St Gedung 4 Blok 22 lantai 1, Nasr City, Kairo,” cerita Hilma.

TK ABA Kairo pada tahun ajaran saat ini memiliki 43 peserta didik. Mayoritas berasal dari Indonesia dan sebagian lainnya berasal dari Malaysa. Adapun jam belajar mulai pukul 11.00 waktu Kairo sampai pukul 14.00 waktu Kairo.

Program yang ada di TK ABA Kairo dikemas dalam materi pelajaran yang juga menarik bagi proses perkembangan anak usia dini. Materi pelajaran yang dimiliki TK ABA Kairo terbagi menjadi dua bagian.

“Pada interval satu antara lain hafalan surat-surat pendek, hafalan hadits-hadits pilihan, hafalan doa sehari-hari, membaca iqra’, shalat berjamaah. Kemudian, pada interval dua meliputi agama dan sosial, bahasa, kognitif, psikomotorik, dan seni,” ujar Hilma yang kini menjadi mahasiswi S2 di Al-Azhar University tersebut.

Tak hanya itu, setiap bulan TK ABA Kairo mengadakan kegiatan bertajuk pekan sehat yang diisi dengan acara lomba-lomba yang melibatkan wali peserta didik, peserta didik, dan guru yang di awali dengan rangkaian praktik gosok gigi hingga penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Suka Duka dan Pesan-Kesan

Pada proses perjalanannya, para guru tentu memiliki suka duka untuk berjuang mendidik anak-anak Indonesia yang bertempat di Kairo guna memenuhi kebutuhan pendidikan dasarnya. Hal itu disampaikan oleh Kepala TK ABA Kairo Saipik SPd.

Menurutnya, TK ABA Kairo merupakan aset bangsa Indonesia dan Aisyiyah pada khususnya hingga Atdikbud KBRI Kairo memberikan apresiasi atas konsistensi dan upaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada TK ABA Kairo dengan berbagai dinamika dan rintangannya.

“Alhamdulillah, saya senang sekali selama menjadi kepala TK ABA Kairo sejak 2016 besyukur karena ilmu yang saya dapatkan di Universitas Muhammadiyah Malang bisa bermanfaat dan alhamdulillah senang sekali bisa turut terlibat dalam lingkup Muhammadiyah yang terkenal mempunyai intelektual tinggi serta memiliki semangat untuk mencerdaskan putra-putri bangsa secara langsung,” ujar Saipik saat diwawancarai via Whatsapp.

Proses pembelajaran di TK ABA Kairo. (Wendy Kiswha/KLIKMU.CO)

Di sisi lain, Saipik membeberkan sejumlah kendala yang sangat berpengaruh ke depan untuk keberlangsungan belajar mengajar di TK ABA Kairo. Pertama, kondisi politik Mesir yang berbeda dengan Indonesia membuat TK ABA Kairo sulit untuk terdaftar secara resmi dan legal di Mesir.

“Oleh karena itu, kami tidak menerima peserta didik dari orang Mesir,” katanya.

Kedua, belum adanya bantuan secara resmi dari pemerintah sehingga saat ini sumber utama keuangan TK ABA Kairo berasal dari uang bulanan SPP orang tua dan subsidi PCIM Mesir yang sebenarnya bisa dialihkan untuk kegiatan lain.

Ketiga, keberadaannya di luar negeri tidak menjamin selalu ada tenaga pengajar yang cukup. Sebab, mayoritas tujuan utama masyarakat Indonesia di Mesir adalah belajar sehingga sulit untuk membagi waktu antara jam kuliah dengan jam mengajar di TK yang berlangsung setiap hari serta memungkinkan guru yang saat ini mengajar juga pasti akan pulang ke Indonesia.

Keempat, belum adanya fasilitas mobil antar jemput yang paten memengaruhi bertambah dan berkurangnya jumlah peserta didik di TK ABA Kairo. “Karena jarak antara rumah beberapa masyarakat Indonesia dengan TK ABA Kairo jauh,” imbuhnya.

Kelima, dengan gedung yang masih menyewa, bisa saja TK ABA Kairo harus pindah sewaktu-waktu karena belum memiliki tempat yang paten untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar.

Saipik juga menambahkan bahwa tidak ada duka yang berarti karena kegembiraannya setiap hari melihat anak didiknya belajar. Ia juga berpesan agar selalu bersyukur atas potensi yang dimiliki setiap dari kita, khususnya pengurus cabang istimewa di mana pun berada.

“Di antara kegelisahan atas kendala yang ada, kami semua tetap optimistis dan bahagia karena setiap hari bertemu, bermain, dan belajar dengan anak didik yang selalu membuat kami bahagia. Kuncinya adalah memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh persyarikatan di mana pun kita berada. Karena selain menjadi duta persyarikatan, kita juga menjadi duta bangsa Indonesia dan umat Islam,” kata Saipik menutup wawancara. (Wendy/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini