Umar Muhtar, Singa Padang Pasir dari Libia

0
55
Umar Muhtar ketika ditangkap Italia tahun 1931. (Unknown Author)

Oleh: M. Sun’an Miskan (Penerjemah dan penjelas)
Mantan Ketua PWM DKI Jakarta

KLIKMU.CO

Tetap mengaum di usia 73 tahun dan sakit-sakitan, saat hakim pengadilan penjajah Italia membujuknya akan membebaskan dari hukuman gantung kalau mau menulis seruan kepada mujahidin Libia untuk menghentikan perang terhadap Italia.

Suara aumannya yang terkenal di pengadilan:

“Jari telunjuk yang bersaksi di setiap shalat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah tidak mungkin menulis hal-hal yang batil. Hal-hal yang tidak benar.”

Saat persidangan:

Hakim                    : Apakah engkau telah memerangi negara Italia?
Umar Muhtar         : Ya.
Hakim                    : Apakah engkau sadar akan hukuman atas perbuatan itu?
Umar Muhtar         : Ya.
Hakim                    : Apakah engkau yakin dengan apa yang engkau ucapkan?
Umar Muhtar         : Ya.
Hakim                    : Berapa tahun engkau memerangi Italia sebagai penguasa.
Umar Muhtar         : 20 tahun.
Hakim                    : Apakah engkau menyesal dengan perbuatan itu?
Umar Muhtar         : Tidak.
Hakim                    : Apakah      engkau      sadar      bahwa      engkau      akan      dihukum gantung?
Umar Muhtar         : Ya.
Hakim                    : Saya sedih karena ini adalah akhir hidupmu.
Umar Muhtar         : Ini adalah cara yang terbaik untuk mengakhiri hidupku.

Hakim mencoba membujuknya dengan akan memberi amnesti, memberi pengampunan dari hukuman gantung asalkan dia mau menulis seruan kepada mujahidin Libia untuk berhenti melakukan jihad melawan Italia.

Ia mejawabnya dengan kalimat yang bermutu dengan suara bagaikan auman singa padang pasir:

“Sesungguhnya jari telunjuk yang bersaksi di setiap shalat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah tidak mungkin menulis hal-hal yang bathil. Hal-hal yang tidak benar.”

Siapa sebenarnya Umar Muhtar, Singa Padang Pasir ini?

Tempat & tanggal lahir       : Burqo, Jabal Ahdlor, Libia, pada 20 Agustus 1859 M.
Tanggal & tempat wafat      : 16 September 1931 di Saluq, Libia
Ayahnya                            : Muhtar, wafat saat menjalankan ibadah haji saat Umar masih kecil sehingga berstatus yatim
Status sosial                      : Menikah dan mempunyai 1 anak yaitu Muhammad

Pekerjaannya:
– Guru Ngaji dan Guru Agama
– Pimpinan Tarekat Sanusiah Libia yaitu berpaham Sunni berpegang pada Al-Quran dan As sunnah

Keahliannya:
– Menguasai peta Padang Pasir Mesir–Libia dan sekitarnya
– Penyusun struktur militer yang efektif dan disiplin
– Ahli perang gerilya Padang Pasir yang dikenal dengan hitand run, pukul musuh dan lari menyebar di Gurun Pasir.

Pada tahun 1923 Umar Muhtar berkunjung ke Mesir, menemui Raja Libia Muhammad Idris Sanusi Pemimpin Revolusi Libia melawan penjajah Italia. Ia diasingkan di Mesir, ditempatkan di Mesir–Jadidah.

Umar Muhtar melaporkan keadaan perang gerilya para Mujahidin dan rakyat Libia dalam melawan penjajah Italia dan meminta arahannya.

Keduanya lalu menyusun tahap-tahap perjuangan, selanjutnya secara tertulis dan menetapkan Umar Muhtar sebagai Panglima Militer.

Saat ia ada di Mesir itu, agen-agen Penjajah Italia membujuk Umar Muhtar untuk memutuskan hubungannya dengan Raja Muhammad Idrid Sanusi dan menghentikan perang. Ia akan digaji dengan gaji yang besar dan hidup sangat berkecukupan.

Tawaran itu ia tolak dan segera kembali ke Libia untuk melanjutkan perjuangan.

Dalam perjalanannya sampai di Biir Al Ghaby, ia ditemui sebanyak 50 orang. Umumnya kepala-kepala suku yang menanyakan keadaan Raja Muhammad Idris Sanusi.

Saat itu bulan Ramdhan, tiba-tiba ada 7 buah kendaraan militer Italia lengkap dengan pasukan dan peralatan perangnya. Mereka mengepung dan terjadilah peperangan yang dahsyat dan dimenangkan oleh Umar Muhtar dengan kelompoknya. Umar Muhtar mendapat harta rampasan perang terutama senjata yang banyak sekali.

Antara tahun 1923–1928 nama Umar Muhtar makin populer di tengah suku-suku di Libia. Mereka ikut bergabung dan membantu logistik perang.

Kolonel Christian Panglima Perang tentara Italia di Libia menyatakan dalam maklumatnya bahwa taktik perang yang dijalankan Umar Muhtar menyebabkan tentara Italia sering kalah dalam medan tempur.

Baru pada 11 September 1931 tatkala Umar Muhtar melakukan ziarah kubur ke makam sahabat Nabi Ruwaifa’ bin Tsabit di Casablanka. Saat ia masih ada di desa Salantah, penjaganya melaporkan ke tentara Libia dan juga tentara Eriteria bahwa Umar Muhtar ada di desanya.

Mereka datang dan terjadilah pertempuran yang dahsyat di lembah Ain Luf. Kuda Umar Muhtar tertembak jatuh. Lalu saudaranya Hamad Muhammad Muhtar memberi kuda perang padanya. Tetapi begitu ia akan menungganginya dihujani tembakan sehingga kudanya jatuh dan Umar Muhtar luka-luka.

Akhirnya Umar Muhtar tertangkap dan disebarkanlah berita atas penengkapan ini.

Umar Muhtar dalam keadaan diborgol dibawa ke penjara Casablanka. Begitu Kolonel Christian Panglima Perang Italia di Libia yang sedang naik kereta apai ke Paris Prancis, ia balik pulang dan terus menuju ke Casablanca. Umar Muhtar dibawa ke kantor sang Kolonel dan terjadilah dialog, kemudian Umar Muhtar diminta untuk dibawa kembali ke penjara lagi.

Berikut pengakuan Kolonel Christian, Panglima Perang Italia di Libia tentang Umar Muhtar:

Hadza ar rijaal usthuratu az zaman al ladzy naja alaaf al marraat min al maut wa min al usari wa isytahara ‘inda al junuud bi al qoddaasah wa al ihtiraam li annahu ar raksu al mufakkiru wa al qalbu an naabidzu li ats tsaurati al ‘arabiyah wa al islamiyah fi burqo. Wa kadzaalika kaana al munadzim lil qitaal bi shabrin wa mahaaratin fariidatin laa mastiila lahaa siniina thawiilah wa al aan waqo’a asiir fi andiinaa.

“Ia ini pendekar legenda zaman yang ribuan kali selamat dari maut dan penangkapan. Ia dikenal di kalangan tentara sebagai orang suci, terhormat. Karena ia itu pemimpin, pemikir dan hatinya peka terhadap revolusi Arab dan dunia Islam terutama di Burqoh (Libia). Ia organisator militer yang ulet. Satu-satunya dan tidak ada duanya lagi dan tidak ada yang menandingi selama puluhan tahun. Namun kini ia dalam tawanan kami.”

Umar Muhtar ditangkap, diadili dan digantung, dimaksudkan agar perlawanan kepada Italia mereda. Namun justru sebaliknya, perlawanan kepada penjajah Italia di Libia makin hebat sehingga penjajah Italia angkat kaki. Lari ke negerinya Roma Italia.

Pengaruhnya sangat hebat dan sebagian besar hidupnya untuk membela agama dan negara. Dikagumi oleh bangsa Arab, umat Islam dan bangsa Barat. Banyak penyair yang menggubah syair untuk memujinya.

Di antaranya pujangga dan penyair Mesir Syauqi Bey dengan Qasidahnya:

Afrika adalah tempat buaian singa-singa itu dan tempat liang lahadnya
Terkejutlah padamu baik laki maupun perempuan
Dan kaum muslimimin yang berbeda-beda negerinya itu
Tidak memiliki rasa gembira…berduka atas musibah ini
Dan yang jahiliyah dari belakang kuburan mereka
Mereka menangis makin menambah sakit batuk dan kering tenggorokan

Dalam lindungan dan penjagaan Allah Al Karim jasad manusia di Burgoh–Libia distirahatkan di Padang Pasir.

Sutradara film terkenal Musthofa Al Aqqad pada tahun 1981 memfilmka Umar Muhtar dengan judul: Asadus Shahra “ Singa Padang Pasir”.

Sumber:
Twitter https://shorturl.at/ajtP8
Wikipedia https://ar.wikipedia.org/wiki/اﻟﻣﺧﺗﺎر_ﻋﻣر

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini