Kota Lahaina Hawaii, Surga LGBT Yang Rata Dengan Tanah, Laksana Azab Pada kaum Luth

0
2771
Pawai LGBT di Lahaina, Maui, Hawaii sebelum peristiwa kebakaran(kiri), dan pemandangan Kota Lahaina yang hangus usai dilahap kebakaran hebat (kanan). (Foto: ilustrasi)

KLIKMU.CO – Kebakaran hutan yang terjadi di Lahaina Pulau Maui Sabtu (8/8/2023), menjadi bencana paling mematikan dalam sejarah Hawaii. Hanya dalam waktu 4 jam, Kota Lahaina yang terletak di Pulau Maui, Hawaii, ludes dilalap api.
Salah satu korban selamat, Steve Strode (60), mantan penyelam komersial yang sudah tinggal di Lahaina selama 10 tahun mengisahkan, waktu itu suasananya seperti kiamat, tidak ada orang yang bisa dimintai bantuan.
Strode mengatakan bahwa ia sampai harus keliling ke mana-mana tetapi tidak ada orang dan dia terpaksa menyelamatkan diri dengan menggunakan sepeda sampai di tempat aman sementara. Dia harus bersepeda melewati kobaran api yang tingginya mencapai 3 meter.
Clin Hansen, seorang fotografer yang sempat merekam momen kebakaran hebat tersebut mengatakan “Lahaina telah hancur. Orang-orang melompat ke laut untuk menyelamatkan diri dari kobaran api.”
Hansen lanjut bercerita, mereka yang melompat kemudian diselamatkan oleh coast guard.
“Semua pemilik perahu diminta untuk menyelamatkan orang. Ini Kiamat” kata Hansen.
Sementara itu, petugas penjaga pantai di Lahaina menyatakan pihaknya menyelamatkan belasan orang yang terjun ke laut untuk menyelamatkan diri dari kobaran api.
Angin yang tak menentu, medan yang sulit, kondisi kelembaban udara, membuat petugas kebakaran kesulitan memprediksi arah api, sehingga sangat sulit sekali untuk dipadamkan.
“Api bisa berjarak satu mil (1,6 kilometer) atau lebih dari rumah Anda, tetapi dalam satu atau dua menit, itu bisa terjadi di rumah Anda,” kata Asisten Kepala Pemadam Kebakaran Wilayah Maui Jeff Giesea.
Ditambahkan oleh Jeff, kondisi ini diperparah dengan hantaman Topan Dora serta badai yang turut mengipasi angin kencang di kawasan kepulauan Hawaii, sehingga kebakaran menjadi sangat liar, cepat dan sulit untuk dipadamkan.
“Kebakaran ini menghanguskan berbagai bangunan di Kota Lahaina dan Big Island hanya dalam waktu 4 jam. Apinya sangat sulit dikendalikan. Sekejap langsung membesar dan ke mana-mana. Saya tidak pernah tahu ada kebakaran yang bisa menghabiskan seluruh kota hanya dalam waktu empat jam,” kata Riley Curran, salah seorang warga Front Street Lahaina yang selamat, Sabtu (12/8/23).
Gubernur Hawaii Josh Green pada Minggu (13/8) menyebut bagian dari pulau Maui yang luluh lantak akibat kebakaran hutan dan lahan sebagai “zona perang”, saat jumlah korban tewas mencapai 114 jiwa dan kemungkinan terus bertambah, demikian dilansir dari independent.
Kobaran api yang bergerak cepat menerjang pantai barat laut Maui pada Selasa malam (8/8/23), meratakan kota resor bersejarah Lahaina serta melumat hampir seluruh benda yang berada di jalurnya.

Surga LGBT Yang Rata Dengan Tanah, Laksana Azab Pada Kaum Luth
Peristiwa kebakaran hutan di Pantai Lahaina Pulau Maui ini mengingatkan pada bencana yang pernah terjadi di Pantai Zipolite, yang terletak di kawasan Pasifik selatan yang mempesona di negara bagian Oaxaca, Meksiko pada bulan Juni 2022.
Keduanya, baik Pantai Lahaina di Pulai Maui Hawaii maupun Pantai Zipolite di Meksiko, merupakan surga bagi kaum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Queer (LGBTQ). Pawai, pesta, perayaan hingga pernikahan dengan sesama jenis merupakan suatu hal yang biasa dilakukan, bahkan dilegalkan oleh pemerintah setempat.
Bedanya, jika surga LGBTQ di Pantai Lahaina Hawaii menjadi puing-puing setelah selama 4 jam dilahap kobaran api pada Agustus 2023, surga LGBTQ Pantai Zipolite Meksiko rata dengan tanah dalam sekejap setelah dihantam badai Agatha pada Juni 2022.

Para penentang LGBT, menilai kejadian tersebut bukanlah sekadar bencana alam biasa, namun lebih merupakan azab yang ditimpakan kepada mereka, akibat perilaku menyimpang pernikahan sesama jenis, sebagaimana azab yang Allah timpakan pada kaum Nabi Luth.

Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhan kalian untuk kalian, bahwa kalian adalah orang-orang yang melampaui batas.” Mereka menjawab, “Hai Lut, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir.” Lut berkata, “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian.” (Lut berdoa), “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu), maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (QS. Asy-Syu’ara’ : 165-174)

Jika azab telah turun di suatu daerah tertentu, bukan hanya orang zalim yang berbuat dosa dan maksiat yang akan terkena akibatnya, tapi orang yang baik saleh dan taat pun akan tertimpa akibatnya juga. Sebagaimana yang Allah peringatkan dalam Qur’an Surat Al-Anfal ayat 25 :
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”

Dijelaskan dalam Tafsir Al-Muyassar makna dari ayat tersebut, bahwa cobaan, ujian atau bahkan azab akan merata menimpa semua orang dalam suatu wilayah tertentu, menimpa orang zalim yang melakukan perbuatan dosa, juga menimpa orang baik dan shalih yang bersama mereka sekaligus, bila orang-orang baik dan shalih itu sebenarnya mampu mencegah perbuatan zalim tersebut, namun mereka tidak melakukan hal apapun atau mendiamkannya. (mhd)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini