Sri Untari Bisowarno, Srikandi Koperasi Indonesia

0
14
Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sri Untari Bisowarno. (Times Indonesia)

Oleh: Dr Sholikh Al Huda MFilI

Dr Sri Untari Bisowarno MAP adalah Srikandi Koperasi Indonesia. Penyematan gelar tersebut merupakan suatu apresiasi yang sangat layak dan patut diberikan kepadanya. Hal itu dapat dilihat dari kiprahnya yang sangat konsen dan konsisten dalam perjuangan penguatan dan pengembangan koperasi di Indonesia.

Sri Untari Bisowarno yang biasa dipanggil Bu Untari merupakan tokoh yang tidak asing lagi di dunia perkoperasian di Indonesia. Hal itu terpotret dari rekam jejaknya selama ini dalam memperjuangkan dan mengembangkan koperasi di Indonesia.

Sejak 1996, Sri Untari Bisowarno konsen menekuni dunia koperasi. Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia ini meyakini bahwa koperasi adalah solusi ekonomi bangsa. Seni membangun ekonomi melalui koperasi seharusnya dilandasi spirit Pancasila sebagai dasar ideologis, sesuai ajaran Trisakti Bung Karno. Implementasi dari ekonomi Pancasila, yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Koperasi memiliki peran penting dalam membangun perekonomian nasional. Seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 33 ayat 1 bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dengan begitu, koperasi seharusnya menjadi tonggak bagi bangkitnya perekonomian nasional.

“Dekopin ini adalah satu-satunya perintah tegas revolusi konstitusi kita, bagaimana setelah penghancuran ekonomi kapitalisme, kita ganti dengan ekonomi Pancasila. Di era kemerdekaan ini, ekonomi Pancasila ini salah satunya yang akan menjadi agregator adalah gerakan koperasi Indonesia,” ujarnya dalam sebuah kesempatan.

Eksistensi koperasi bagi perekonomian di Indonesia tidak dapat dipandang remeh. Perekonomian Indonesia banyak ditopang oleh berbagai kegiatan dari UMKM (usaha mikro kecil dan menengah).  Bahkan, ketika dunia kepayahan menghadapi krisis global, Indonesia masih berada pada zona aman karena pergerakan UMKM dan industri domestiknya.

“Di sinilah koperasi hadir untuk memberikan manfaat,” kata politikus sekaligus akademisi itu.

“Cita-cita saya, kita akan mampu menjadi kontributor ekonomi nasional sebesar 20 persen, menuju Indonesia emas dan itu hanya bisa kita lakukan kalau kita mampu dengan teguh, betul-betul menanamkan jati diri koperasi. Serta kita mampu menjadikan perjuangan kita ini sebagai sebuah perjuangan bersama-sama,” tutur Bu Untari, sapaan akrabnya.

Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia secara konsisten membangun, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, mengembangkan potensi bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Secara prinsip koperasi menjadi kemandirian dan sebagai sebuah kekuatan ekonomi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan koperasi menggunakan sistem tanggung renteng.

“Karena sistem tangguh renteng ini sumbernya adalah bagaimana manusia itu bergotong royong. Sedangkan gorong royong itu sari pati dari ini (Pancasila),” ujar Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia itu.

Untuk mengingatkan bahwa pesatnya perkembangan teknologi, seluruh gerakan koperasi didorong untuk bisa melakukan inovasi dan bertransformasi pada dunia digital.

“Untuk bisa mengikuti perkembangan zaman ini, kita tidak boleh ketinggalan. Digitalisasi menjadi hal pokok yang harus kita lakukan karena kita akan terhubung dari produk satu ke produk lain, dari produsen ke konsumen, dari satu negara ke negara yang lain. Cukup dengan internet kita bisa belanja keluar negeri,” katanya.

Bu Untari kini memimpin lebih dari 12.000 anggota koperasi serba usaha Setia Budi Wanita (SBW). Meski begitu, dia tidak menampik jika dibandingkan dengan negara lain perkembangan koperasi di Indonesia jauh tertinggal. Oleh karena itu, keberadaan dan fungsi koperasi di Indonesia harus ditingkatkan kualitasnya.

Dalam mengembangkan koperasi seharusnya selalu berinovasi. Untari juga mengingatkan setiap gerakan koperasi tidak boleh lepas dari definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, karena hal tersebut merupakan jati diri.

“Koperasi bukan semata-mata didirikan untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk menyejahterakan anggotanya terutama dari segi ekonomi. Hal tersebut merupakan suatu keunggulan bagi koperasi dibandingkan dengan bentuk-bentuk badan usaha lainnya terutama untuk mencapai tujuannya,” tuturnya.

Di balik kepiawaian dalam mengelola koperasi, Untari adalah sosok politikus-akademisi. Pendidikan dia dimulai dari S1 IKIP Malang, Magister (S2) Universitas Brawijaya Malang, Doktoral (S3) Universitas Brawijaya Malang. Sementara memulai karier politik di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari tingkat bawah hingga saat ini sebagai Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Periode 2020-2025 dan Ketua Fraksi PDIP di DPRD Jawa Timur Periode 2019-2024 dan sekarang terpilih kembali menjadi anggota DPRD Jawa Timur Periode 2024-2029.

Perempuan kelahiran Blitar 1967 dikenal sosok humble. Ia bisa asyik bercengkerama dengan orang kecil di warung-warung pinggir jalan. Bahkan tidak segan menginap di rumah anggotanya yang kebanyakan orang kecil itu.

Dalam kepemimpinannya sangat terbuka dan egaliter dengan semua kalangan. Sikap ini merupakan cermin dari wujud implementasi dari ajaran Bung Karno Marhaenisme dan sikap patuh politik dari instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk selalu turun ke bawah menyapa rakyat kecil “wong cilik”.

Untari mengatakan, menjadikan partai kuat syaratnya harus diisi oleh SDM (sumber daya manusia) partai yang kuat. Mereka harus kuat ideologi, kuat militansi, dan kuat silaturahmi. Modal tersebut, bagi Bu Untari, dijadikan untuk memahami arti perjuangan politik bagi penguatan demokrasi  serta kesejahteraan rakyat.

Bu Untari dikenal pemberani dan pembela kebenaran terutama menyangkut kepentingan rakyat. Lebih-lebih persoalan koperasi, misalnya. Bu Untari berjuang menggagalkan UU dan RUU Koperasi yang tidak sesuai aspirasi gerakan koperasi.  Spirit bertarung untuk kebenaran beliau disegani baik kawan maupun lawan.

Dr Sholikh Al Huda MFilI
Direktur The Soekarno Institute for Political and Humanity, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini