Ibrah Kehidupan #79: Abbas, Do’anya diijabahi Allah seketika (-4 habis).

0
596
Foto diambil dari Republika

KLIKMU.CO

Oleh: Kyai Mahsun Djayadi*

Pada suatu hari dalam pemerintahan Khalifah Umar, terjadi paceklik hebat dan kemarau Panjang yang cukup memprihatinkan. Orang-orang berdatangan kepada Khalifah untuk mengadukan kesulitan dan kelaparan yang melanda daerahnya masing-masing.
Umar ibnul Khattab menganjurkan kepada Muslimin yang berkemampuan supaya mengulurkan tangan membantu saudara-saudaranya yang ditimpa kekurangan dan kelaparan. Kepada para penguasa di daerah diperintahkan supaya mengirimkan kelebihan daerahnya ke pusat.

Ka’ab menemui Khalifah Umar seraya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biasanya Bani Israel kalau menghadapi bencana semacam ini, mereka lalu meminta hujan dengan kelompok para rahib-rahib mereka.” Bukankah Nabi Muhammad saw juga melakukan ibadah meminta hujan (shalat istisqa’)?

Umar ibnul Khattab berkata, “Ini dia paman Rasulullah dan saudara kandung ayahnya. Lagi pula, ia pimpinan Bani Hasyim.” Dia sangat cocok untuk ini (memimpin shalat istisqa’).
Khalifah Umar pergi kepada Abbas dan menceritakan kesulitan besar yang dialami umat akibat kemarau panjang dan paceklik itu. Kemudian ia naik mimbar bersama Abbas seraya berdoa, “Ya Allah, kami menghadapkan diri kepada-Mu bersama dengan paman Nabi kami dan saudara kandung ayahnya, maka turunkanlah hujan-Mu dan janganlah kami sampai putus asa!”

Abbas lalu meneruskan, memulai doanya dengan puja dan puji kepada Allah saw, “Ya Allah, Engkau yang mempunyai awan dan Engkau pula yang mempunyai air. Sebarkanlah awan-Mu dan turunkanlah air-Mu kepada kami. Hidupkanlah semua tumbuh-tumbuhan dan suburkanlah semua air susu. Ya Allah, Engkau tidak mungkin menurunkan bencana kecuali karena dosa dan Engkau tidak akan mengangkat bencana kecuali karena tobat. Kini umat ini sudah menghadapkan dirinya kepada-Mu maka turunkanlah hujan kepada kami…”
Ternyata doanya itu langsung diterima dan diijabah Allah swt. Hujan lebat turun dan tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan suburnya. Orang-orang bersyukur kepada Allah dan mengucapkan selamat kepada Abbas, “Selamat kepadamu, wahai “Saqil Haramain” (yang mengurusi minuman orang di Makkah dan Madinah)”.

Ibrah dari Kisah ini:

Abbas bin Abdul Mutthallib, alias Abu Fadhl, paman Nabi Muhammad saw, pendukung dakwah beliau, dan sebagai tokoh quraisy yang sangat disegani baik sewaktu di Makkah maupun di Madinah pasca Hijrah.

Khalifah Umar ibnu Khattab, menaruh hormat yang tinggi kepada ketokohan Abbas, serta kharismanya yang luar biasa di mata masyarakat.
Proses masuk aislamnya sangat unik dan singkat. Kekhusyu’an dan ketawadhu’annya juga menghiasi kepribadiannya. Bahkan do’anya ketika memohon kepada Allah agar diturunkan hujan-pun langsung diijabahi Allah seketika.

Sebagai penasehat spiritual, baik pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq maupun Umar Ibnul Khattab, sungguh luar biasa kontribusinya bagi pengembangan dakwah Islam, sehingga menyebar ke seluruh dunia. Subhanalloh.

*Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini