Empat Dimensi Memahami Remaja

0
60
Sumber: thohafirdaus.wordpress.com

Oleh: M. Ainun Ridho

KLIKMU.CO

Pembahasan tentang remaja tentu tidak jauh dari persoalan perilaku dan karakter. Karakter dan perilaku remaja tentu sangat sulit untuk diidentifikasi apakah benar remaja tersebut buruk atau baik?

Hal-hal apa yang menjadi penyebab remaja itu buruk? Mungkinkah kita dapat menyalahkan remaja di saat melakukan tindakan buruk atau menyalahkan sebab yang berakibat remaja itu buruk?

Ada empat aspek dimensi untuk memahami remaja. Pertama, dimensi biologis. Dimensi biologis diindikasikan perubahan fisik pada remaja seperti perubahan suara, hormon, dan bentuk tubuh.

Kedua, dimensi kognitif. Sebenarnya remaja sudah bisa berpikir sebab dan akibat, menghubungkan historis hidup dengan yang dialami, berpikir multidimensi, dan memecahkan masalah kompleks.

Tetapi, yang menyebabkan mereka menjadi tidak mudah berpikir sebab dan akibat antara lain metode mendidik yang berpacu satu arah (metode ceramah) sehingga keterbukaan berpikir tidak maksimal. Kemudian, pendidikan orang tua. Terkadang ada orang tua masih menganggap anak tersebut masih kecil. Hal ini juga memengaruhi pola pikir anak.

Ketiga, dimensi moral. Periode remaja akan bertanya tentang peristiwa yang terjadi di lingkungan. Tidak heran jika remaja suka mempertanyakan kebijakan, konsep, gagasan, dan tindakan yang dialami atau di luar yang dialami. Dimensi moral berkembang disebabkan adanya kejanggalan nilai dengan kenyataan.

Contohnya, seorang guru atau orang tua mengatakan bahwa mencuri itu tidak baik. Tetapi, si guru sendiri malah mencuri. Hal ini remaja akan bertanya kepada dirinya sendiri. Terkait peristiwa itu, hal ini berakibat konflik nilai bagi remaja. Jika hal itu dibiarkan, remaja tidak akan percaya kepada seluruh omongan guru dan orang tua.

Keempat, dimensi psikologis. Pada fase ini, mood (suasana hati) remaja mudah sekali cepat berubah. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) mengatakan bahwa remaja perlu 45 menit untuk berubah dari mood senang ke mood sedih, sedangkan dewasa perlu beberapa jam untuk hal yang sama. Hal ini disebabkan pekerjaan rumah, aktivitas di luar  kegiatan, dan problem yang dialami.

Dari keempat dimensi tersebut, kita bisa menggunakan alat untuk mendidik atau mengasuh. Jika tidak dapat mendidik, paling tidak memahami peristiwa berkaitan remaja. Jadi, tidak bisa juga kita menyalahkan dengan sepenuhnya terhadap remaja yang kita didik sebab keempat dimensi tersebut pasti akan dialami oleh remaja. Tinggal kita menggunakan pisau yang mana/alat apa unuk mendidik.

M. Ainun Ridho
Alumnus IMM UM Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini