Cermin Diri#114; Ngebut Benjut

0
634
Foto diambil dari Pinterest

KLIKMU.C0-

Oleh: Mushlihin*

Berkendara kebut-kebutan sering mengakibatkan kecelakaan. Selebihnya sesama pengendara saling melontarkan ucapan kebencian. Saling menyalahkan. Terjadi pertengkaran dan membesar menjadi tawuran. STNK ditilang pihak kepolisian. Menyebabkan luka yang mendalam. Menghabiskan harta kekayaan. Bahkan nyawa korban melayang.

Beberapa peristiwa mencengangkan lantaran ugal-ugalan sudah sering kita saksikan. Berikut ini merupakan pengalaman sepekan yang bisa dijadikan pelajaran. Sehingga mampu mencegah atau mengurangi penderitaan.

Senin siang ada anjangsana ke ibukota bersama rekan. Melewati jalan bebas hambatan. Dari arah belakang muncul mobil berusaha mendahului dengan kencang. Hampir saja tabrakan. Pengemudi mengungkapkan kekesalan. Dengan kata-kata tak sopan. Diikuti para penumpang yang merupakan tenaga kependidikan. Sungguh sangat disayangkan.

Selasa petang ke Pendopo Kabupaten. Di tepi jalan ada pertengkaran. Antara seorang Aparatur Sipil Negara dengan tukang ojek pengkolan. Gara-gara ngebut, kemudian menyerempet motornya yang masih kreditan. Alangkah memalukan !

Rabu magrib sekelompok remaja mengadakan balapan liar. Diingatkan remaja lainnya yang tidak suka hingar bingar. Merekapun satu persatu bubar. Tapi mereka tetap tidak sadar. Malamnya justru membawa geng motor dalam jumlah besar. Mencari, mengejar dan menghajar remaja yang mencegah perbuatan munkar. Tawuran dan tindakan brutal berhenti setelah ada korban yang terkapar. Betul-betul tak bermoral.

Kamis pagi ada karnafal dan pawai. Jalanan ramai sekali. Pemuda pengangguran berboncengan melaju cepat sekali. Ia tak bisa mengendalikan diri. Ia jatuh di pinggir kali. Sesudah itu ditilang polisi. Karena perbuatannya bisa membahayakan orang lain dan pribadi.

Jumat asar lelaki paruh baya mengendarai motor berkecepatan tinggi. Saat berada di perempatan jalan, tak melihat dari arah berlawanan seorang anak dan guru ngaji. Mereka bergelimpangan tumpang tindih. Kepala bocah kecil bocor dan harus segera diobati. Alhamdulillah tidak terjadi pendarahan lagi.

Sabtu malam dua santri naik motor ke manca desa. Mereka belum punya SIM dan surat penting lainnya. Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Mereka berani melalui jalan raya. Lantaran baru belajar berkendara, mereka menabrak pohon mangga. Mereka terluka parah. Dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah. Biaya yang dikeluarkannya puluhan juta. Makanya pemerintah menganjurkan pakai pelindung kepala.

Ahad waktu matahari tergelincir pekerja bangunan tergesa ke tempat kerja. Berbekal motor pinjaman sepupunya. Di depan ada orang naik sepeda. Belok ke arah kanan menuju ladangnya. Tabrakan keras tak bisa dihindarinya. Ia koma seminggu lamanya. Akhirnya pengendara sepeda meninggal dunia. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.

Ahad petang lebih menegangkan dan menghebohkan. Ibu dan putrinya naik motor sambil membawa nampan. Berisi jajan dan makanan yang akan diperjualbelikan. Ia kehilangan keseimbangan. Si ibu tergeletak di pinggir jalan. Sedang putrinya tersungkur ke tengah jalan. Naas bersamaan ada truk di belakang. Melindas tubuh kecil mungil tanpa kesengajaan. Mengerikan bukan !

Oleh karena itu ayo kita tingkatkan kewaspadaan. Ditambah mengamalkan perintah Alquran dalam surat Luqman. Dan sederhakanlah dalam berjalan. Artinya jangan terlampau cepat dan jangan terlalu lambat.

Sedangkan dalam Hisnul Muslim disebutkan, agar berdoa ketika keluar dari rumah (When Leaving The Home). Adapun doanya adalah :ِ ‘In the name of Allaah, I place my trust in Allaah, and there is no might nor power except with Allaah.’ Atau
‘O Allaah, I take refuge with You lest I should stray or be led astray; slip or be tripped; oppress or be oppressed, or behave foolishly or be treated foolishly.’

Doa tersebut harus dibiasakan. Diajarkan kepada seluruh keturunan dan teman. Insyaallah membawa kemudahan dalam segala urusan kebajikan. Selain itu bermanfaat bagi manusia lain. Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi sesama.

Selain itu praktekkan mengucap salam sebelum bepergian. Karena kita tidak tahu apakah kita bisa selamat sampai tujuan. Atau kembali pulang dengan aman. Rasulullah menyebut ucapan salam sebagai perbuatan baik yang paling utama di antara perbuatan baik yang kita kerjakan.

Selanjutnya di tengah perjalanan hindari ghibah. Perbanyaklah kalimat taiyibah dan murajaah hafalan Alquran kita. Mudah-mudahan keselamatan, rahmat, dan keberkahan selalu menyertai kita.

*Penulis tinggal di Takerharjo Solokuro dan guru SMP Karanggeneng Lamongan. Alumni uin dan umm.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini